breaking news:
Attention!
Blog Archives
December 3, 2008
By: Baiq Wardhani
Akhirnya kekhawatiran akan berlanjutnya kerusuhan di Timor Leste terjadi juga. Sejak negara baru itu dilanda huru-hara pertengahan Maret lalu, rakyat Timor Leste belum merasa betul-betul tentram. Kekacauan secara sporadis masih berlangsung, sementara pemerintahnya belum mampu menguasai keamanan dalam negeri sepenuhnya. Kepusingan pemerintah akhirnya berbuntut dengan keputusan untuk mengundang tentara asing untuk menguasai gejolak internal (Kompas 26/5/2006).
Belum siap
Terjadinya kerusuhan demi kerusuhan di Timor Leste akhir-akhir ini tentu tidak bisa dilepaskan dari seberapa jauh kesiapan negara tersebut memasuki kemerdekaannya. Terdapat beberapa faktor berkaitan dengan belum siapnya Timor Timur menjadi negara merdeka.
Pertama, Timor Leste adalah negara baru yang sebenarnya secara infrasturktur belum siap untuk mandiri. Kemerdekaan Timor Leste merupakan akibat keputusan mendadak mantan Presiden Habibie pada tahun 1999. Keputusan Habibie itu lebih didorong oleh kebutuhan domestik
Kedua, justru karena kemerdekaan yang mendadak, Timor Leste masih fragile. Kemerdeaan itu seolah-oleh secara instan menghilangkan ‘musuh bersama’ (dalam hal ini
Ketiga, secara ekonomi, sebagai negara baru Timor Leste pun belum siap mandiri. Negara baru ini tidak memiliki kekayaan alam yang cukup untuk mendukung perekonomian nasionalnya. Minyak di Celah Timor, yang sampai saat ini masih menjadi sngketa dengan
Intervensi militer asing
Skenario intervensi internasional akhirnya berlaku di Timor Leste karena ketidakmampuan aparat keamanan dalam negeri mengatasi sendiri masalah internalnya. Jika suatu negara gagal melindungi keamanan dalam negerinya sendiri, negara tersebut dapat dimasukkan dalam kategori ‘negara gagal’. Terdapat kekhawatiran bahwa Timor Leste akan menambah jumlah deretan‘negera gagal’ di Asia-Pasifik setelah Solomon dan
Undangan pemerintah Timor Leste kepada tentara asing dari Australia, Selandia Baru, Portugal dan Malaysia untuk mengamankan kondisi dalam negerinya sendiri adalah suatu paradoks. Intervensi militer seharusnya merupakan tindakan terakhir (last resort) untuk mengatasi kondisi darurat dalam negeri setalah berbagai upaya internal dilakukan. Ini dimaksudkan untuk menghormati kedaulatan absolut negara tersebut. Negara seharusnya berupaya mendayagunakan segenap kekuatan dalam negeri untuk mengatasi masalah dalam negerinya sendiri. Timor Leste tidak melakukan hal ini. Undangan intervensi ini bisa menjadi gejala yang berlanjut: manakala terjadi kerusuhan lagi, akan terjadi intervensi asing lagi. Akibatnya, negara tersebut akan menjadi client tentara asing.
Mengapa tentara empat negara itu yang diundang dan bukan
Kita berharap bahwa Timor Leste segera kembali normal sehingga dampak konflik itu tidak merembet ke negara kita. Sikap pemerintah
0 Responses to Timor Leste dan Intervensi Internasional:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Post a Comment